Analisis unsur Intrinsik dan Ekstrinsik
Novel "Daun yang jatuh tak pernah membenci angin" Karangan Tereliye
Unsur Intrinsik
1.Tema
Cinta yang tak terungkapkan
2.Penokohan:
A.Tania : Bekerja keras dan cerdas.Setelah berjuang habis habisan di ujian terakhir,akhirnya aku berhasil melampaui 0,1 digit si nomor satu selalu,kepala sekolah SMA ku menyerahkan penghargaan kristal pohon lime kepadaku (Hal 127)
Peduli dan penyayang "Kamu ingatin kak danar untuk istirahat,makan tepat waktu dan tidur yang cukupa ya de" (Hal 111)
Pencemburu "aku ingin sekali memeluknya,saking bahagianya,tapi kan ada kak ratna disana,merusak suasana (Hal 129)
Keras kepala "pokoknya aku ingin mereka tahu aku tidak menyukai pernikahan itu" (Hal 151)
Kekanak anakan "lihatlah,pernikahan itu tak akan terhenti dengan tingkah laku keanak anakanmu tania!" (Hal 152)
Takut untuk menyampaikan perasaan "Haha! kau takut menghadapi kenyataan itu kan tania?takut dengar jawabannya?takut. itulah dirimu yang sebenarnya,pengecut!" (Hal 152)
B.Dede : Cerdas. malam ini adikku nyaris menyelesaikan leggonya.dede juga sudah hafal semua abjad.bayangkan,hanya dalam waktu satu hari (Hal 34)
C.Danar : Baik hati. "Dia amat repot membawa ibu kesana kemari. 2 kali pindah rumah sakit..dia selalu datang setiap pulang kerja,menemani kami menunggui ibu" (hal 53)
Pekerja keras. "Sibuk,pulang hanya numpang tidur,Hari minggu libur" (Hal 111)
D.Ratna : Tegar dalam keadaan yang sulit "waktu aku memutuskan untuk mencintai dia,kupikir doaku terkabul.ya tuhan,dia sedikitpun tak mencintaiku" (hal 210)
Peduli "aku lupa kak ratna ikut menemani di rumah,membawa selimut dan baju ganti,membimbing ku saat pulang dari pemakaman ibu" (Hal 123)
Tidak mendendam "Di matanya tidak ada sikap permusuhan,tidak ada wajah tidak suka.kak ratna melakukanya dengan tulus (Hal 150)
Tidak berprasangka "Kak ratna tak pernah anggap aku sebagai duri dalam daging hubungan mereka" (hal 151)
E.Ibu : Bijaksana dan tegar "berjanjilah nak kau tidak akan pernah menangis sesulit keadaan apapun yang kau hadapi.." (Hal 60)
Peduli kepada anak anaknya "Ibu memang tau segalanya,ibu tau sejak awal bahwa aku menyukainya." (Hal 125)
F. Anne : Dingin dan Judes terhadap cowok. "Anne sama sekali tidak sadar bahwa dia sebenernya 2 kali lebih jutek dibanding aku" (Hal 110)
3.Alur Cerita: Novel ini menggunakan Alur Campuran.
Pengenalan
Awal Cerita ini menggunakan alur mundur.menceritakan seseorang yang teringat akan masa lalu dan problema masa lalu itu akan dituntaskan segera.kini tokoh utama mengingat pertama kali ia bertemu danar,seseorang yang ia cintai di atas toko buku terbesar kota dia.
Timbulnya Konflik
Setelah ditolong oleh danar,Tania mulai memiliki bibit bibit cinta yang terus ia pupuk sampai menggunung tanpa diungkapkan. sejalannya waktu danar memiliki kekasih bernama ratna (yang merupakan cobaan besar untuk tania). tania tetap tidak mengutarakan perasaannya.sampai tania beranjak dewasa dan pindah ke singapura pun,ia masih tetap memendam perasaan itu.
Puncak Konflik
Tania mendengar kabar bahwa danar &Ratna akan segera menikah.begitu sedih tania enggan kembali ke jakarta (tania sekolah di singapura pada saat ini).perasaan nya begitu kacau,emosi nya meletup hebat.kegalauan untuk mengutarakan perasaan nya berada di titik puncak yang akan membuncah sewaktu waktu.ditambah lagi permintaan danar akan dirinya sebagai pengiring pengantin pada pernikahan nanti. sudah hancur dan remuk lah perasaan tania dibuatnya.
Anti Klimaks
Anti klimaks dimulai pada saat tania sudah tak sanggup lagi menahan semuanya,ia mulai bercerita tentang perasaan nya kepada adiknya,Dede. ternyata dede sudah tau dan akan membeberkan suatu hal kepada tania jika ia akan kembali ke jakarta. demi menuntaskan problema dan permasalahan yang tak berujung ini,tania bangkit dan membulatkan tekad untuk kembali ke jakarta menemui danar. (dan istri barunya)
Penyelesaian Masalah
Ending cerita ini berujung ketika pernikahan danar dan ratna tetap berlanjut,meski sakit,ia tetap bersitatap muka dengan danar.setelah mendapat beberapa bukti tentang danar (yang dibeberkan Dede) tania bergegas menemui danar yang sedang berada dekat pohon linden.diungkapkanlah perasaan itu,perasaan yang ditahan tahan tania sejak ia masih belia,perasaan yang dikiranya bisa berhenti saat dewasa,ternyata malah mengakar panjang sampai saat ini. perasaan perasaan itu terucap,terkatakan kepada danar. dan yang mengejutkan tania,selama ini danar pun menyimpan perasaan untuknya,perasaan perasaan itu berupaya danar tepis tiap waktu ke waktu dan hasilnya memang NOL besar. ia mencintai tania sama seperti tania mencintai dirinya.
tapi nasi telah menjadi bubur,ini memang kesalahan dari kedua belah pihak. tidak bisa mereka menyalahkan diri maupun orang lain. ini adalah takdir.
Di penghujung cerita mereka sepakat untuk melupakan perasaan mereka masing masing dan hidup seperti apa adanya. ratna yang kini hamil 4 bulan tak mungkin di tinggal danar demi cinta lamanya. akhirnya kehidupan memang harus berjalan seperti sedia kala,normal se wajar wajarnya.
4.Latar/Setting
Latar Tempat
a.Di toko buku : Dari lantai dua toko buku paling besar di kota ini,kalian bisa melihat dengan leluasa pemandangan jalan besar yang ramai persis di depannya. (Hal 8)
b.Bus Kota : dan tahukah kalian saat kami naik bus kota yang sama untuk pulang seperti kemarin malam,seseorang itu berada di sana(Hal 25)
c.Sekolah :Benar benar gaya saat kami pertama kali bergabung dengan upacara bendera hari senin di lapangan sekolah (hal 33)
d.Kelas mendongeng :sekarang aku naik pangkat di kelas mendongeng hari minggu (Hal 39)
e.Dunia Fantasi : aku,ibu dan adikku pergi ke dunia fantasi ( Hal 39)
f.Kamar kontrakan : malam itu aku pulang ke kamar kontrakan kami dengan perasaan jengkel (hal 43)
g.Rumah sakit : dia sedang menunggui dede di rumah sakit (Hal 44)
h. Pemakaman : Hening di perkuburan (Hal 64)
i.Bandara : Maka dengan meneguhkan hati bersama empat anak anak lainnya dari indonesia,pagi itu aku menjejakkan kaki ke garbarata pesawat (Hal 71)
j.Bandara singapura : Pukul 15.00 aku mengantar ke bandara changi (hal102)
k.China Town : kami makan malam di china town (Hal 98)
l.Singapura : Di singapura sedang mode seperti itu (Hal 79)
m.Flat di singapura : Aku menggigit bibir,menatap lama lama keluar jendela kaca flat.di luar hujan,musim hujan di singapura (Hal 157)
n.Kamar Tania : Aku mendesiskan luka di atas tempat tidur membiarkan kamarku gelap tak tertembus cahaya matahari pagi (hal 157)
o.Kebun pohon linden : Malam semakin matang,beberapa daun pohon linden berguguran (Hal 238)
p.Gerai foto kopian: Beberapa gerai foto kopian sudah mematikan lampu sejak tadi (hal 158)
Setting waktu
a.Malam itu kami juga melihat pemandangan dari lantai 2 toko buku (Hal 124)
b.Sebenernya hingga sore tadi, aku dan dede kurang lebih dapat 19ribu (Hal 21)
Setting suasana
Anak anak seperti biasa selalu berteriak "Lagi! lagi!" setiap tiba di ujung cerita. (hal 37)
Warung warung tenda ramai oleh orang orang yang merapat (hal 31)
Ikut bertepuk tangan bersama wisudawan dan undangan lain nya (hal 127)
5.Sudut Pandang : Tokoh utama serba tahu,karena tokoh utama banyak menceritakan tentang orang lain secara mendetail dan terperinci.
"Dia sedang di tokyo,dia maju sekali dalam kariernya,2 tahun dipromosikan menjadi manager pemasaran,sehingga dia sering kali bepergian" (hal 77)
6.Amanat : Penyesalan memang selalu ada di penghujung kisah,tidak ada penyesalan di awal.maka dari itu,jangan suka memendam perasaan atau pendapat seorang diri.ungkapkanlah! jangan membuat perasaan yang terpendam itu menghantuimu dengan kesendirian dan penyesalan tak berujung. dari kisah ini juga bisa diambil nilai perjuangans eorang tania,yang dulunya hanya penyanyi kecrekan di bis kota,bisa mendapat beasiswa bahkan lulus dengan nilai tertinggi (cumlaude) perjuangan tanpa henti yang dilakukan tokoh tania perlu kita tiru semangat juangnya.jika kita bercita cita ssesuatu yang tinggi,percayalah bahwa kita bisa merubahnya,karena kita lah penyebab suatu nasib berubah,dan jangan biarkan kemalasan dan ketidak giatan kita menghalangi jalan kita untuk menjadi orang orang yang sukses.
7.Gaya Bahasa:
Personifikasi :
Namun pelan tapi pasti waktu terus bergerak (Hal 153)
Aku menghitung mundur menit demi menit dengan luka semakin menganga (Hal 153)
HiperBola:
Di tiap kalimat aku terpaksa berhenti karena hatiku perih seperti diiris iris sembilu (Hal 243)
Tubuhku langsung kaku.Amat berat leherku menoleh seperti diganduli beban berkilo kilo,kakiku seperti diikat sejuta tali temali saat beranjak berdiri (Hal 189)